GM – Indonesia sebagai negara maritim hingga kini masih dihadapkan pada tantangan dalam pengelolaan air bersih yang meningkat, sehingga kebutuhan akan solusi yang efektif dan efisien semakin mendesak. Perubahan iklim, urbanisasi yang pesat, dan keterbatasan sumber daya air telah menciptakan tekanan besar pada perusahaan air minum di seluruh negeri. Di saat yang sama, negeri ini juga punya masalah kehilangan air (non-revenue water) yang signifikan dan memerlukan pendekatan inovatif maupun teknologi canggih untuk mengatasinya.
Menyikapi sekelumit permasalahan air di Indonesia, perusahaan teknologi anak bangsa Bima Sakti Alterra (BSA) terus berupaya dan berkomitmen dalam menjawab tantangan yang ada dengan menyediakan solusi yang disesuaikan dengan kondisi lokal. Berbekal pemahaman mendalam tentang kebutuhan spesifik perusahaan air minum di Indonesia, BSA terus mengembangkan inovasi yang mampu bersaing dengan teknologi asing dan memberikan nilai tambah bagi pengelolaan air bersih di Indonesia. Wujud komitmen pun turut dicerminkan BSA lewat partisipasi dalam World Water Forum (WWF) 2024 yang digelar di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu.
“Sebagai perusahaan lokal, BSA memahami dengan baik tantangan dan kebutuhan spesifik yang dihadapi perusahaan air minum seperti PDAM. Salah satu solusi teknologi unggulan kami adalah Smart Water Grid Management(SWGM) yang terbukti berhasil memberikan wawasan komprehensif terhadap permasalahan kebocoran air. Solusi ini dirancang untuk menyesuaikan dengan kondisi lokal yang tentu jauh berbeda dari negara lain, serta memberikan efisiensi dan efektivitas yang lebih baik bagi pelanggan kami,” terang Direktur Bima Sakti Alterra, Putri Respati.
SWGM merupakan solusi yang mengintegrasikan berbagai aspek pengelolaan air, mulai dari infrastruktur, manajemen risiko, hingga analisis data. Pendekatan yang terintegrasi ini memberikan nilai tambah signifikan bagi pelanggan, sehingga berbeda dengan solusi parsial yang ditawarkan oleh perusahaan lain. Sistem yang ada pada SWGM memanfaatkan sensor-sensor Internet of Things (IoT) dan machine learninguntuk memantau, menganalisis, dan mengoptimalkan seluruh rantai pasok air secara real-time. Lebih lanjut, sistem ini dapat mendeteksi anomali seperti kebocoran, pecah pipa, atau penggunaan air ilegal, sehingga memungkinkan penanganan yang cepat dan meminimalisir kehilangan air.
“Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, kami yakin bahwa inovasi yang dihadirkan mampu bersaing dan menjadi unggulan di pasar lokal, meskipun menghadapi persaingan dengan teknologi asing. Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas dari solusi teknologi kami,” imbuh Putri.
Dalam 15 tahun terakhir, lebih dari 100 PDAM di Indonesia telah mengadopsi teknologi BSA. Hal ini tentu menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari para mitra. Rekam jejak yang solid juga merupakan bukti dari solusi berkualitas yang ditawarkan punya daya saing yang sulit ditandingi oleh kompetitor asing. Apalagi, BSA menyediakan fitur adaptif untuk daerah terpencil. Salah satu fitur yang menjadi keunggulan adalah mobile loket, yang memungkinkan proses pembayaran digital dilakukan secara offline di daerah terpencil dengan bantuan petugas lapangan. Fitur ini menyesuaikan dengan kondisi wilayah di Indonesia yang memiliki keterbatasan akses internet.
Komitmen BSA terhadap inovasi teknologi juga bisa dilihat dalam pengembangan sistem bangunan cerdas yang sedang dalam proses Proof of Concept (POC). Melalui peningkatan teknologi yang terus dilakukan, BSA memastikan bahwa solusi yang dihadirkan tetap relevan dan dapat bersaing dengan teknologi anyar dari luar negeri.
Apresiasi dari Menteri PUPR
Saat mengikuti World Water Forum 2024, booth BSA sempat dikunjungi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada Kamis, 23 Mei 2024. Saat berbincang dengan Direktur BSA, Putri Respati, Menteri Basuki mengapresiasi kemampuan BSA dalam menciptakan inovasi teknologi dalam negeri untuk mengatasi permasalahan terkait air dan energi di Indonesia.
Kepada Putri, Menteri Basuki mengaku terkesan dengan teknologi dalam negeri yang dikembangkan oleh BSA, sebab secara kualitas tidak kalah dengan teknologi dari luar negeri. Semua produk BSA pun dikembangkan untuk keberlanjutan energi, sehingga menjadi langkah yang patut diapresiasi mengingat hal ini akan sangat bermanfaat bagi Indonesia di masa depan.
“Kami sangat menghargai respon positif dari Pak Menteri Basuki terhadap teknologi BSA, yang merupakan teknologi dalam negeri asli buatan anak muda Indonesia. Tentunya respon yang baik ini akan menjadi motivasi bagi BSA agar terus dapat menghasilkan produk-produk berkualitas dan bermanfaat bagi negara tercinta ini,” terang Putri.
Pasca mengikuti gelaran WWF, BSA mendapat banyak kesempatan berkolaborasi dengan sejumlah mitra dan kolaborator potensial, baik di tingkat nasional maupun internasional. Putri menyebut, pihaknya menyadari bahwa teknologi akan dapat berkembang secara optimal apabila disertai dengan dukungan dari berbagai pihak yang memiliki visi dan misi yang sama dalam mengatasi permasalahan air di tingkat lokal dan global.
“Sebagai bentuk komitmen BSA terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), kami optimistis dan berharap adanya kolaborasi dengan berbagai pihak dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dan optimal untuk keberlanjutan air bersih yang ada di Indonesia khususnya, dan dunia pada umumnya,” imbuh Putri.
Siapkan Solusi untuk Limbah Domestik dan Ekspansi Pasar Global
Kedepannya, BSA akan terus melakukan riset dan pengembangan untuk menciptakan teknologi baru sebagai solusi dari permasalahan air bersih, dengan mengembangkan teknologi berbasis IoT, kecerdasan buatan dan teknologi hijau, dengan tujuan meningkatkan efisiensi, keamanan, dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya air.
Guna mendukung berbagai rencana strategis, BSA membuka kesempatan kepada instansi Pemerintah, swasta dan luar negeri, untuk mengimplementasikan proof of concept (POC) terhadap beberapa produk dan teknologi yang dimiliki khususnya SWGM. Adapun proses POC yang diimplementasikan akan menjadi wawasan yang komprehensif untuk proses pengembangan teknologi dari BSA agar mampu menyediakan solusi optimal dan tepat sasaran.
Selain fokus pada air bersih, BSA juga berencana untuk mengembangkan solusi pengelolaan limbah domestik yang ramah lingkungan. Ini mencakup teknologi pengolahan air limbah, daur ulang, dan pemanfaatan kembali air limbah yang telah diolah. BSA akan berkolaborasi dengan pihak terkait, seperti pemerintah daerah, industri, dan masyarakat, untuk mewujudkan pengelolaan limbah domestik yang berkelanjutan.
Setelah sukses di pasar domestik, BSA berencana untuk memperluas solusi dan teknologi pengelolaan air ke pasar internasional. Langkahnya akan dilakukan melalui kemitraan dengan perusahaan atau lembaga asing yang memiliki fokus serta visi misi senada menyangkut keberlanjutan energi khususnya air. Kolaborasi dengan pihak luar juga ditujukan agar BSA dapat memperkuat upayanya dalam mengatasi isu air di Indonesia.
Untuk itu, Putri menyebut, “Tentunya kolaborasi ini juga harus didasari oleh prinsip saling menguntungkan, penghormatan terhadap kedaulatan nasional, dan penyesuaian dengan konteks dalam negeri untuk memastikan keberhasilan dari implementasi solusi yang diadopsi.”