GM – Provinsi Banten menjadi salah satu magnet investasi di Tanah Air. Sejumlah kawasan industri tersebar di Banten, berikut dengan insentif disiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk memikat investor. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Investasi/BKPM RI, realisasi investasi di Banten selama 2023 mencapai Rp103,85 triliun, nak 29,46 persen secara tahunan dibandingkan realisasi pada 2022 sebesar Rp80,22 triliun.
Ada 16 kawasan industri di area Banten yang tersebar di Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang.
Dari sebaran lokasi kabupaten dan kota, wilayah Serang dan Cilegon menjadi dua kawasan yang menyerap dana investasi cukup besar, dengan nilai Rp38,63 triliun di Kota Cilegon dan Rp10,6 triliun di Serang Raya (kota dan kabupaten).
Pengembangan kawasan industri di wilayah Banten cukup diandalkan banyak investor karena telah terintegrasi dengan ketersediaan infrastruktur memadai sehingga mampu meningkatkan efisiensi produksi dan logistik serta daya saing produk manufaktur nasional di pasar ekspor.
Kendati demikian, selain pendidikan dan tingkat pendapatan per kapita, jaminan status kesehatan berkualitas juga berkaitan erat dengan tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia, sehingga menentukan kemampuan daya saing kawasan industri tersebut.
Prospek Serang-Cilegon sebagai kawasan industri dengan ratusan ribu pekerja industri di ribuan perusahaan multi-nasional menuntut berbagai aspek kehidupan modern, termasuk aspek kesehatan yang layak.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten mencatat di sepanjang tahun 2023 ada 2.149 kasus kecelakaan kerja di wilayah Provinsi Banten. Kecelakaan di lingkungan kerja itu terdiri dari kecelakaan ringan, sedang, bahkan hingga menyebabkan pekerja meninggal dunia.
Kepala Disnakertrans Provinsi Banten, Septo Kalnadi mengatakan yang fatality atau menyebabkan kematian kurang dari 10 kasus yang berasal dari perusahaan di beberapa kabupaten kota.
“Sepanjang tahun 2023 kemarin kecelakaan kerja itu ada 2 ribuan kasus, yang fatal hingga sebabkan kematian sekitar 10 kasus,” ungkap Septo Kalnadi di Tangerang, Selasa (16/7).
Disnakertrans Banten terus mengawasi penerapaan kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 di masing-masing perusahaan di Banten. “Kita secara rutin memeriksa alat-alat keselamatan kerja para pekerja itu per triwulan, kita ingin pastikan K3 betul-betul diterapkan sesuai dengan aturan Peraturan Kementerian Tenaga Kerja,” pungkasnya.
Krisis Dokter Spesialis
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, dr Ati Pramudji Hastuti mengatakan, performa laju kependudukan Provinsi Banten khususnya di wilayah industri Serang-Cilegon menunjukkan peningkatan tiap tahunnya, sehingga membutuhkan layanan kesehatan yang prima agar berdampak pada kualitas hidup masyarakatnya.
“Kualitas sumber daya manusia adalah hal utama dalam pembangunan suatu daerah, dan itu ditentukan oleh layak tidaknya pelayanan kesehatan di daerah tersebut. Dengan perkembangan zaman yang semakin modern ditambah Serang dan Cilegon sebagai salah dua kawasan penyangga yang menjadi nadi ekonomi negara, tentu memerlukan optimalisasi status kesehatan warganya. Antara lain, bagaimana cara baru penyembuhan berbagai penyakit, teknik kedokteran yang lebih mutakhir, pengenalan dan antisipasi penyakit yang lebih dini dan berbagai hal tentang upaya mewujudkan status kesehatan yang lebih baik dan menyeluruh bagi setiap warganya,” ungkap Ati, beberapa waktu lalu di Serang.
Ati menuturkan, berdasarkan Permenkumham untuk hak asasi manusia, jumlah dokter di Banten sudah mencukupi karena ada sekira 9.250 orang. Meski jumlah tersebut sudah mencukupi sesuai standar yang telah ditetapkan peraturan pemerintah, namun ia menilai sebaran dokter masih terpusat di wilayah Tangerang Raya, yakni Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
“Secara distribusi ini belum merata, semua teralokasi di wilayah Tangerang Raya,” ujar Ati.
Sedangkan, untuk di wilayah Serang, Cilegon hingga Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak, Ati mengaku bahwa jumlah dokter masih sedikit dan belum memenuhi standar. Untuk itu, Banten masih tetap memerlukan dokter, terutama dokter spesialis.
Mantan Direktur RSUD Kota Tangerang itu mencontohkan di Serang Raya hanya ada 153 orang dokter spesialis yang terdaftar di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Serang. Terbanyak dokter spesiali obgyn dan penyakit dalam. Dokter spesialis rehabilitasi medis dan jiwa hanya satu. Jumlah itu dinilai Ati tidak memenuhi standar apabila melihat jumlah penduduk yang banyak. Di Kota Serang sendiri saat ini hanya ada 14 rumah sakit aktif yang melayani masyarakat.
Berdasarkan Permenkumham Nomor 34 Tahun 2016, untuk memenuhi target hak atas kesehatan masyarakat, maka setiap daerah harus memiliki satu dokter spesialis untuk melayani 2.500 penduduk.
“Padahal dokter spesialis di Banten ada sekitar 1.600-an, tapi semua menumpuk di sana (Tangerang Raya),” tandasnya.
Mengutip pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin yang menyatakan Indonesia saat ini krisis dokter spesialis, termasuk jantung. Hal itu yang membuat lebih dari 7.000 bayi meninggal dunia akibat kelainan jantung bawaan setiap tahunnya.
“Di Indonesia, sekitar 48.000-an anak memiliki penyakit jantung bawaan pertahun, dan dari jumlah itu 12.500 anak mengidap penyakit jantung yang dalam kategori kritis,” ungkap Budi.
“Namun, kapasitas operasi jantung bagi anak cuma mampu mencapai 5.000 an. Jadi sisanya, kemungkinan meninggal dunia karena tidak tertangani, karena kita memang kekurangan dokter spesialis jantung,” tambahnya.
Dengan melihat fakta itu, Budi mengaku prihatin dengan kondisi kesehatan di Indonesia. Negara yang telah merdeka hampir 78 tahun ini belum mampu menyediakan dan memfasilitasi kesehatan yang layak.
“Oleh sebab itu, Kemenkes berupaya bekerja sama dengan para stakeholder kesehatan khususnya swasta untuk mendorong percepatan membangun rumah sakit dan menghasilkan dokter spesialis khususnya jantung di Indonesia. Mengingat Jantung menjadi penyakit pembunuh yang ada di urutan atas di Indonesia,” ujarnya lagi.
Dekat pintu tol Cilegon Timur di Jalan Lingkar Selatan, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, kini tengah dibangun sebuah rumah sakit baru milik swasta dilengkapi pusat pengobatan penyakit jantung yang rencananya akan dibuka pada pekan pertama Agustus 2024. Kehadiran rumah sakit ini diharapkan dapat mengurangi beban rumah sakit lain dalam membantu kebutuhan layanan rujukan.
“Pembukaan rumah sakit baru tidak hanya menjadi tambahan dukungan untuk fasilitas kesehatan yang sudah ada, namun juga memberikan kesempatan kerja yang lebih luas untuk masyarakat di sekitarnya,” tutup Ati.