GM – Bisnis kuliner tak pernah surut peminat. Tak terkecuali saat pandemi melanda dunia, termasuk Indonesia, bisnis kuliner tetap menjadi primadona dan memiliki peluang paling besar. Bukan tanpa alasan, selain memang makanan menjadi kebutuhan pokok setiap orang, namun meningkatnya peluang bisnis kuliner ini juga dipengaruhi oleh kondisi rasio peningkatan gen z ataupun usia produktif.
Hasil penelitian Big Data 2023 dari Badan Pusat Statistik, diperkirakan pada tahun 2024 rasio peningkatan usia produktif mencapai angka 174,79 juta orang. Melihat hal ini, tentu wirausaha menjadi sangat penting untuk ke depannya. Maka, perlu dipersiapkan secara komprehensif para entrepreneur-entrepreneur yang professional sejak dini. Mencetak para entrepreneur yang dapat beradaptasi dan memanfaatkan teknologi, sehingga nantinya akan semakin banyak peluang peluang lapangan pekerjaan baru.
Fenomena meningkatnya bisnis kuliner pun jadi peluang yang dimanfaatkan banyak pejuang keluarga agar tetap terus memperjuangkan bisnis mereka agar tetap berjalan. Salah satunya Elisabeth Saragih, yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai kantoran selama puluhan tahun dan kini menggeluti bisnis coffee shop dan roastery (penyangrai kopi). Memulai usaha dengan modal menarik tabungan hingga kini memiliki omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan, menurut El -sapaan akrabnya-, pemilihan lokasi yang tepat jadi kunci untuk bertahan di tengah persaingan bisnis kuliner yang semakin ketat.
“Strategi marketing penting, namun menentukan lokasi yang tepat harus dipertimbangkan sejak awal sebelum bisnis dimulai. Apalagi jika kita nggak ingin sewa tempat dan berniat pengenbuka usaha di lokasi milik sendiri. Hemat saya, menentukan lokasi yang tepat menjadi hal yang perlu diperhatikan dengan baik,” ujarnya di Tangerang, Senin (4/12/2023).
Di masa seperti sekarang ini buka bisnis F&B sebetulnya tak harus di tempat atau lokasi yang berada di keramaian, seperti di mall misalnya. Apalagi setelah muncul tren “Hidden Gem”. Lokasi bisnis kini bisa dimana saja, bahkan meski ada di tempat terpencil pun tetap punya pelanggan. Namun, satu hal yang terpenting adalah lokasinya yang bisa dijangkau dengan mudah, terutama oleh transportasi maupun delivery online.
Hal ini supaya memudahkan pelanggan, baik yang ingin memesan secara online maupun datang langsung ke lokasi. Ada baiknya untuk memperhatikan akses dan kondisi jalan menuju lokasi bisnis tersebut. Setidaknya, akses jalan tersebut sudah cor beton atau aspal seperti di tepi jalan besar yang aksesnya mudah dan terjangkau, sehingga calon pembeli tentu tak akan berpikir dua kali untuk datang.
Sebut contoh, Gading Serpong berada di Kelapa Dua, Tangerang, Banten, yang belakangan ini ramai dikunjungi, karena memiliki beragam tempat makan dan spot kulineran menarik. Gading Serpong menjadi surga kuliner baru bagi mereka yang hobi jajan. Spot kulineran di kawasan ini tak hanya berupa restoran, tapi sampai blusukan ke area pasar. Anda bisa menemukan aneka jajanan kaki lima hingga kafe estetik kekinian, dari yang harganya terjangkau hingga mahal sekalipun. Beberapa ruko terkenal seperti Pisa Grande dan Sorrento juga patut dikunjungi kalau ingin menikmati makanan di gerai restoran.
“Gading Serpong telah menjadi kota destinasi berskala regional, di mana masyarakat ibu kota dan sekitarnya berkunjung ke Gading Serpong untuk menikmati fasilitas di sini. Salah satu bukti nyatanya adalah kawasan Pisa Grande, Sorrento dan Maggiore di sisi selatan Gading Serpong yang telah menjadi pusat kuliner dengan beragam resto yang viral di media sosial,” ujar Presiden Direktur Paramount Land, M. Nawawi, satu dari dua pengembang Gading Serpong.
Sudah Berkembang
Lokasi selanjutnya yang cukup menarik untuk memulai bisnis F&B ada di daerah atau kawasan yang sudah berkembang. Pilihan lokasi ini cocok untuk Anda yang berencana membuka bisnis untuk jangka waktu lama, seperti 5 – 10 tahun yang akan datang. Hal ini karena lokasi untuk bisnis yang ada di kawasan sudah ramai dan berkembang biasanya putaran ekonominya lebih padat musabab kegiatan di kawasan lebih intens.
Kendati begitu, sempatkan melakukan riset ke lokasi secara mandiri. Kemudian lihat bagaimana akses dan kondisi lingkungan di sekitarnya. Apakah sudah ada sekolah, pusat perbelanjaan, pusat kesehatan atau bahkan kawasan perkantoran dan sebagainya. Jangan lupa, cari tahu background kawasan tersebut dari masyarakat di sekitarnya. Supaya bisa punya gambaran dan yakin dengan lokasi tersebut cocok untuk memulai bisnis atau tidak.
Menyebut Paramount Land (1.000 hektar) di Gading Serpong, orang langsung terbayang kawasan yang telah berkembang menjadi sentra hunian menengah atas dengan segala fasilitasnya yang komplit. Dari waktu ke waktu, Paramount Land tak hanya mentasbihkan diri sebagai kiblat kaum urban yang mencari hunian, tapi juga jujukan orang mencari cuan di barat Jakarta. Aksesnya mudah, berlimpah sarana-prasarana, dan letaknya dekat Jakarta baik melalui jalan biasa maupun tol.
Kawasan ini menjadi kota modern dengan dibangunnya beberapa proyek kota baru yang terintegrasi dan saling melengkapi. Infrastruktur yang dibangun developer bahkan lebih baik dari yang tersedia di Jakarta. Fasilitasnya juga tidak kalah dengan ibukota. Mal, pusat gaya hidup, pusat bisnis, pusat pendidikan dan komersial semuanya ada.
Tak heran bila Paramount Land yang berbatasan dengan Jakarta Barat adalah wilayah di megapolitan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang pengembangan kawasan bisnisnya dinilai paling kinclong. Karena ekspektasinya yang tinggi itu, permintaan terhadap ruang usaha di Paramount Land terutama sebagai investasi juga besar, sehingga harga ruang usaha atau properti komersialnya cenderung paling tinggi.
“Saya akui, tidak hanya residensial, tahun 2023 permintaan ruang usaha juga bangkit. Ruko dan pergudangan apalagi. Mereka saat pandemi sempat mati suri, sekarang persewaannya kencang. Kami melihat cukup bergairah di area sewa-sewa ini. Banyak pelaku usaha sudah berani berekspansi,” ujar Daniel Sunyoto, Presiden Direktur Xavier Marks Indonesia, salah satu perusahaan broker properti di Indonesia.
Jangan Mau Repot
Hindari lokasi yang sulit dibangun. Artinya, pastikan lokasi yang dipilih memiliki kondisi yang baik. Misalnya, lokasi tidak berada di lahan yang miring, akses air lancar, lokasi bebas banjir dan dikelola secara profesional. Hal ini penting diperhatikan karena bangunan dan lahan yang bagus akan membuat Anda tak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk perawatan bangunan.
“Lain halnya jika lahan yang dipilih untuk lokasi bisnis punya banyak kekurangan, misalnya lokasi berada di kawasan banjir, tidak terawat dan sepi dilalui orang-orang. Tentunya hal ini akan sangat merepotkan dan memakan biaya lebih,” imbuh Daniel.
Pengelolaan kawasan yang baik menjadikan Paramount Land asri, bersih, dan nyaman untuk ditinggali. Bahkan untuk mengatur padatnya lalu lintas seiring dengan jumlah penduduk dan usaha yang semakin meningkat di Gading Serpong, dilakukan traffic management oleh pengembang.
Tingginya antusias pebisnis kuliner membuat Paramount Land merilis Illago Grande, the most iconic spot di Gading Serpong yang akan menjadi destinasi baru dengan konsep Alfresco, cocok untuk berbisnis. Lokasinya persis di samping Bethsaida Hospital. Lokasi ruang usaha ini akan menjadi jalan pintas di sisi utara Bulevar Gading Serpong menuju kawasan BSD City.
“Aksesnya kami lebarkan menjadi dua lajur. Sekarang sedang dalam tahap konstruksi. Jadi nanti orang-orang dari jalan utama Gading Serpong menuju kawasan nongkrong Pisa Grande dan Maggiore tidak perlu melalui perempatan lampu merah G-Town, kendaraan akan diurai melalui jalan di samping Bethsaida Hospital,” terang Nawawi.